Review Film Rann: Ketika Media Hanya Jadi Tunggangan Politikus Busuk

  • Februari 28, 2019
  • By Ayu Fitri Septina
  • 0 Comments

Hai, Gaes!


Kali ini aku mau review film yang agak-agak berat tapi bagus. Simak, ya!

Judul :
RANN

Tahun rilis : 
Januari 2010

Pemain:
Amitabh Bachan (Vijay Harswardhan Malik), Sudeep (Jai Malik), Ritesh Desmukh (Purab), Paresh Nawal (Mohan Pandey), Mohnis Behl (Amrish Kakkar), etc

Genre : 
Politik-thriller

Durasi :
137 menit

Sinopsis :

Yak, film ini bercerita tentang Vijay Malik (Amitabh Bachan), owner sekaligus CEO stasiun televisi di India, 24/7. Rating stasiun televisi ini terus turun dan terancam bangkrut karena Vijay dinilai terlalu jujur dalam menyajikan berita. 

Selain itu, ada pula mantan karyawan 24/7, Amrish Kakkar, yang keluar dan membuat stasiun TV baru, Headlines 24. Niat Amrish memang ingin mengungguli Vijay Malik dan menjadi media nomor satu di India. 

Tak mau stasiun TV keluarganya bangkrut, Jai Malik, putra Vijay Malik, menyetujui kerja sama yang ditawarkan oleh calon Perdana Menteri India. Namun, sayang kerja sama tersebut merupakan manipulasi dan tipuan untuk menggulingkan Perdana Menteri India yang sedang menjabat sekarang.

Karena tidak mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah persekongkolan busuk, sang ayah Vijay Malik pun juga menyetujuinya. Jai berhasil meyakinkan bahwa semua yang dilakukan semata hanya untuk mengembalikan rating stasiun TV mereka dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip sang ayah.

Di sisi lain, ada salah satu karyawan baru di stasiun TV mereka yang bernama Purab. Purab yang juga menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemediaan, merasa curiga pada proyek yang digarap Jai Malik. Dia pun akhirnya melakukan penyelidikan seorang diri.

Berhasilkah Purab mengungkap persekongkolan busuk ini? Tontonlah sendiri!

Baique, Gaes! Buat kamu yang demen banget ributin politik dan fanatik (wkwk) coba deh, tonton film ini. Di sini mata kamu bakal dibuka lebar-lebar tentang wajah politik di suatu negara yang sebenarnya. Ide cerita Rann bener-bener bagus dan nyentil abis menurutku. Keren dah, pokoknya!

Penokohan juga oke. Peran Vijay yang jujur dan teguh pada prinsip ini cocok banget dibawain sama simbah Amitabh Bachan. Gak ada yang ngalahin kharisma beliau soal peran kaya ginian, deh. Terus peran-peran yang lain juga oke-oke, kok! Jai dan Purab ini mukanya cocok banget buat jadi biang kerok dan super hero, hehe.

Alur film ini maju, tapi memang terkesan berat, seperti yang aku bilang di atas. Jadi, kamu kemungkinan bakal gagal paham kalau gak nonton film ini dari awal. Soalnya, dari awal ini kamu udah bakal langsung disuguhin konflik yang bakal terus berkesinambungan sampai akhir. Ya, semua konflik tersebut saling berhubungan dan akhirnya berujung pada klimaks yang ... udah bisa ditebak tapi tetap meledak. 

Intinya, mendekati klimaks kamu ibarat nonton film yang udah pernah kamu tonton, udah tahu ending-nya, tapi tetap kamu pantengin. Ya karena bagus! Gak ada plot hole, cerita film ini rapi dan serius bikin mikir (jadi kalau kamu lagi mumet mending cari film lain). Ada sedikit twist-twist yang bikin penonton juga sedikit terkejut-kejut. 

Setting film ini bakal bawa kamu ke kantor, rumah, apartemen, jalanan perkotaan, dan hiruk pikuk sebuah kota. Gitu aja, sih. Jangan ngarep bakal nemuin latar yang indah-indah di film ini, karena emang gak ada nyanyi-nyanyinya ini film. Biasanya kan, latar film Bollywood yang segar-segar itu ditampilin pas adegan nyanyi, tuh. 

Hasil gambar untuk film rann
Para pemain film RANN
Ending-nya oke, cukup bikin puas kita sebagai penonton. Gak ada kekurangan atau sesuatu yang janggal yang aku temuin, mungkin karena aku terlalu fokus pada alur ceritanya. Karena takut gak mudeng juga sih, kalau gak fokus. Intinya, film ini rekomended buat kamu yang suka film-film berat.

Pesan moral dan amanat dalam film ini pun tersampaikan dengan apik. Yah, begitulah media zaman sekarang, kadang demi rating dan penghargaan mereka mau dibeli untuk kepentingan politik. Padahal, gak semua kepentingan politik itu ditempuh dengan jalur yang benar. 

Fungsi media yang seharusnya memberitakan pada masyarakat tentang kebusukan tersebut, karena sudah tunduk dan dibeli yang berkepentingan, malah justru menutupi kebusukan itu dan menggantinya dengan berita yang baik. Ampun dah, panjang banget kalimat gue! :D

Itu sih, yang mau disampaikan film ini. Sebagai media, sebaiknya harus fair dan tidak memihak salah satu di antara banyak kubu. Kalau si A jelek ya katakan jelek, si B jelek ya katakan jelek, biar masyarakat tahu, bukan malah ditutup-tutupi.

Eh, ada lagi. Film ini juga mengulik sedikit tentang perbedaan agama yang menjadi jurang pemisah antar masyarakat. Jadi ceritanya, ada pemboman gitu, dan as always ya, yang dituduh jadi teroris adalah warga muslim. Nah, simbah Amitabh atau Pak Vijay ini ingin menghilangkan garis batas dan tuduhan-tuduhan tersebut supaya masyarakat damai. Ah, mulia sekali, ya?

Ada satu quote yang aku suka banget nih, dari Pak Vijay :

Jika pemerintahan dan media hanya berebut pengaruh dan uang, maka berita bukan lagi disampaikan, tapi diciptakan.

Nah, kalian tertarik nonton? Nontonlaaaah, biar gak gampang kemakan hoax, hehe. Karena ini sama sekali bukan genre favoritku tapi berhasil bikin aku sukaaaaa banget, jadi kukasih 8/10, deh! Di Imdb sendiri film ini berhasil meraih 7/10 dari dua ribu lebih suara.

O iya, film ini juga berhasil meraih ulasan positif dan tayang perdana di Festival Film International Toronto. Jadi, bukan cuma aku, kan, yang bilang keren?

Oke, selamat menonton dan sampai jumpa di review berikutnya!

Salam, 




You Might Also Like

0 comments